Saya dan wanita dari Suku Long-Neck Karen di Chiang Rai. |
Saya
mau lanjutkan cerita perjalanan saya dan 2 teman ke Thailand bulan
November lalu, ya. Sebelum berangkat ke Chiang Mai, kami sudah sempat
browsing tentang objek-objek wisata yang bisa dikunjungi di
sana. Selain tempat-tempat yang sudah saya sebutkan di sini, masih
ada Elephant Camp, White Temple, The Golden Triangle, dan Long-Neck
Karen Hilltribe Village. Lokasi keempat objek wisata itu ada di
Chiang Rai, atau sekitar 3 jam perjalanan dengan mobil dari Chiang
Mai.
Karena
lokasinya cukup jauh dan kami hanya menetap di Chiang Mai selama 2
hari 2 malam, maka harus ada objek wisata wisata yang harus kami
korbankan. Yang dikorbankan ya jelas Elephant Camp, dong. Di
Indonesia kan sudah ada
banyak gajah. :D
Akhirnya,
kami mengambil paket wisata satu hari ke 4 lokasi: Hot Spring Chiang
Rai, White Temple, Golden Triangle, dan Long-Neck Karen Hilltribe
Village. Harga paketnya, total 1.600 baht. Lumayan juga sih, dengan
nilai tukar Rupiah yang lagi letoy seperti sekarang ini...
Jam
7.30 pagi, kami dijemput oleh mobil travel. Objek wisata terjauh,
Long-Neck Karen Hilltribe Village, jadi tujuan terakhir. Total lama
perjalanan menuju ke sana dari Chiang Mai adalah 3 jam. Sambil menuju
ke sana, kami lewat dan singgah ke 3 objek lainnya.
Hot
Spring Chiang Rai
Seuprit sumber mata air panas di Hot Spring Chiang Rai. |
Untuk
orang-orang yang pernah ke Ciater, hot spring yang satu ini
biasa banget. Cemen malahan. Menurut saya, tempat ini cuma sekadar
“tourist trap”. Bisa saja nih, pihak travel “menjual”
objek sumber mata air panas yang seuprit macam Hot Spring
Chiang Rai ini. Ya, tapi kita jadi tahulah ya... Lagi pula, tempat
ini toh memang harus kami singgahi untuk membeli sarapan dan
minum kopi. (-_-)
Jadi,
apa yang ada di sini? Selain sumber air panas yang seuprit ini, di
sini ada tempat-tempat makan dan toilet umum. Hihihi. Saran saya,
jangan beli makanan atau roti-rotian ala Western, karena mahal dan
nggak enak. Lebih baik beli makanan lokal macam bakpao atau nasi
goreng, atau prasmanan yang ada di sana. Untuk teman-teman yang
kuatir dengan kehalalan makanan-makanan di sana, saya sarankan lebih
baik beli roti atau snack di Sevel dekat penginapan, di malam
sebelumnya saja, sih.
Kami
hanya 20 menit mampir di hot spring,
lalu melanjutkan perjalanan ke White Temple.
White
Temple
White Temple yang cantik dan megah, dengan detail yang kompleks. |
Keren!
Ini kesan pertama saya begitu melihat White Temple, atau yang dalam
Bahasa Thailand disebut “Wat Rong Khun”. White Temple adalah
salah satu kuil Buddha paling terkenal di Chiang Rai.
Kuil
bergaya kontemporer ini dirancang oleh seorang seniman Thailand, Chalermchai
Kositpipat. Pembangunannya dimulai pada tahun 1997, dan sampai
sekarang belum selesai. Meskipun begitu, sudah ada 3 bagian kuil yang
sudah selesai pembangunannya.
Konsep
kuil ini sangat menarik. Chalermchai mengangkat konsep kehidupan
manusia untuk kuilnya ini—dimulai dari kehidupan manusia di dunia,
masuk ke alam kematian, hingga akhirnya masuk ke neraka atau surga.
Tangan-tangan dari jiwa yang (ceritanya) berada di neraka, memohon pengampunan dari Dewa. |
Kuil
yang dibangun di lokasi yang luas ini sangat cantik, megah, penuh
dengan detail yang kompleks, dan diselimuti warna putih! Pengunjung
hanya bisa masuk dari 1 pintu, dan keluar dari 1 pintu yang lain.
Jadi, jika sudah masuk ke dalam kuil, maka pengunjung nggak bisa
mundur lagi dan harus meneruskan masuk ke dalam sampai selesai.
Minuman keras adalah medium yang digunakan oleh Iblis. Kira-kira, itulah pesan yang ingin disampaikan melalui patung ini. |
Di
bagian dalam kuil, selain bisa melihat simbol-simbol Buddhisme dan
patung Buddha yang besar, pengunjung juga bisa melihat lukisan mural
yang nyeleneh dan keluar dari pakem Buddhisme klasik. Lukisan
itu—yang sayangnya dilarang untuk difoto—digelar di seluruh
dinding ruangan.
Lukisan
itu menggambarkan kekuatan-kekuatan baik dan jahat yang ada di dunia
dan alam baka. Ada para superhero dan tokoh-tokoh baik, ada pula
karakter-karakter jahat yang kita kenal dari cerita film atau komik.
Contohnya, Superman, Batman, Spiderman, Neo (The Matrix), Harry
Potter, Doraemon, dan Kungfu Panda. Ada pula Freddy Krueger, Michael
Jackson, Terminator, Elvis Presley, serta karakter-karakter dalam
Star Wars, Transformers, dan Avatar. Kuil Buddha yang satu ini unik,
kan?
Dari
yang saya tangkap, sepertinya sang artist ingin menyampaikan
bahwa ada kekuatan-kekuatan jahat dan baik di muka bumi, dan kita
bisa memilih ingin mengikuti yang mana, ingin menjadi yang mana—jadi
superhero yang berguna bagi banyak orang, jadi orang yang baik, atau
jadi yang jahat?
Oiya,
satu lagi yang menarik dari White Temple adalah toiletnya yang bagus
banget. Seluruh bangunan toilet disepuh warna emas, dan detail
bangunannya nggak kalah rumit dari bangunan kuil. :D
Golden
Triangle
Dari
White Temple, kami menuju ke Golden Triangle. Untuk sampai di daerah
ini, kami harus menyeberangi Sungai Mekong. Harga tiket kapalnya 300
baht—sudah termasuk dalam paket yang kami bayar. Perjalanan dengan
kapal ini nggak terlalu lama. Kita bisa melihat dari jauh pemandangan
di sepanjang jalur sungai yang dilewati, termasuk No Man's Island dan
Kings Roman Casino di Laos.
Golden
Triangle adalah perbatasan antara 3 negara: Thailand, Laos, dan
Myanmar. Aslinya, daerah ini dikenal sebagai ladang opium terbesar di
Asia, dan nomor 2 di dunia, setelah Golden Crescent di Afghanistan.
Sekarang,
daerah ini menjadi daerah bisnis di perbatasan ketiga negara itu. Di
sini, banyak banget yang menjual tas-tas kulit kelas KW. Hal aneh apa
yang terkenal dan ada di sini? Snake whiskey dan animal whiskey!
Snake & animal whiskey, dikatakan bisa menambah kekuatan dan vitalitas seseorang. |
Seperi
namanya, whiskey ini dicampur dengan ular atau binatang-binatang
lainnya di dalam botol. Ada ular, cobra, kalajengking, dan kadal
besar—semuanya dalam bentuk utuh. Katanya, minuman keras ini bisa
jadi obat kuat untuk orang yang meminumnya.
Saya
nggak berani mencoba, dong. Selain geli melihat binatang-binatang
yang dicampur di dalam botolnya, saya kuatir tipsy. Apalagi
perjalanan setelah dari Golden Triangle masih cukup panjang, ke desa
Suku “Leher Panjang” Karen.
Long-Neck
Karen Hilltribe Village
Gerbang desa Suku Karen, melambangkan bahwa warga desa ini dipimpin oleh seorang laki-laki yang kuat. |
Aslinya,
Suku Long-Neck Karen di Chiang Rai, Thailand, berasal dari Myanmar.
Menurut catatan dari Museum of Karen History and Culture, Suku Karen
bermigrasi ke utara Thailand dari Myanmar (Burma) pada abad ke-17.
Suku
Karen termasuk salah satu suku “leher panjang” yang mau membuka
diri terhadap para pengunjung. Di desanya, mereka hidup tanpa
penerangan listrik dan mencari nafkah dengan bertani dan menjual
berbagai kerajinan tangan. Mereka juga mendapatkan penghasilan dari
penjualan tiket masuk ke desa mereka.
Hanya
kaum wanita dari suku ini yang wajib mengenakan ring di leher mereka.
Mereka juga menggunakan ring di kakinya. Wanita yang berfoto dengan
saya di atas tadi, berusia 51 tahun dan menggunakan 31 ring di
lehernya.
Ring
itu nggak ringan lho. Menurut guide yang menemani kami,
ring itu sebenarnya bukan membuat leher mereka menjadi
panjang. Tetapi, leher mereka menjadi panjang karena ring itu membuat
pundak mereka turun.
Karena
desa ini merupakan desa wisata, jadi kemungkinan besar cara hidup
Suku Karen di desa ini berbeda dari suku-suku yang menutup diri dari
orang asing, ya. Menurut guide kami lagi, Suku Karen pun sudah
mulai menggunakan ponsel untuk menghubungi keluarga mereka yang
berada di Myanmar.
Awalnya,
saya ragu untuk mengunggah foto-foto jepretan saya di sana. Tetapi,
setelah saya pikir-pikir, akhirnya foto-foto itu pun saya pajang di
sini. Kenapa? Karena desa mereka adalah objek wisata dan mereka
mendapatkan penghasilan dari tiket-tiket masuk yang terjual. Selain
itu, mungkin banyak orang yang belum tahu dan kepengin tahu tentang
mereka. :)
5 comments:
lg nyari info ttg wisata di chiang rai dan chiang mai mba... :) dan g sengaja mampir kesin... tx ya... dec saya mw kesana... rencana 3 mlm di chiang rai, 3 mlm di chiang mai... tujuan sih emg mw leyeh2 aja..ga dikejar2 wktu... dan emg mw explore 2 kota itu doang :)
wah ini artikel berguna banget bagi saya,, cara dari bangkok ke chiangrai gimana ya ?
terus sampai chiangrai ketempat wisatanya gimana ya ?
mohon bantuannyanya ya karna saya berangkat sendiri tanggal 23 nov 2015 . terimakasih
ohya email saya selvighou2107@gmail.com
Turnya pesan lewat apa ya mbak ?
Hi kak. Kalau masih simpan kontek boleh di share 1 day tour to chiang rai from chiang mai pakai tour apa? Thanks
wahhh jdi ga sabar ni In Shaa Allah besok pagi kami berangkat ke chiang mai and tengkiu bangat ya atas info nya..
Post a Comment