Tuesday, December 16, 2008

(Mungkin) Bukan Dongeng Fiksi Sains


Robot berwujud manusia, cerdas, punya perasaan dan emosi. Mungkinkah?

Tahun 2035, robot humanoid bukan barang aneh. Robot jadi teman hidup dan partner kerja manusia. Tahun 2035, ada 3 hukum yang diprogram dan harus dipatuhi oleh tiap robot. Pertama, robot tidak boleh menyakiti manusia atau membolehkan manusia menyakitinya. Kedua, robot harus mematuhi perintah manusia, asal tak bertentangan dengan aturan pertama. Ketiga, robot harus melindungi dirinya, selama tidak menentang hukum pertama dan kedua.

Detektif Del Spooner ditugasi menyelidik kasus kematian seorang ilmuwan, ahli pembuat robot, Dr. Alfred Lanning. Spooner yang anti teknologi curiga, salah satu robot ciptaan sang ilmuwan yang melakukan pembunuhan itu. Robot itu, Sonny namanya, berbeda dengan robot-robot lainnya. Dia punya emosi, sama seperti manusia. Nah, itu sedikit cuplikan film I Robot besutan studio Hollywood, 4 tahun lalu. I Robot mungkin bisa jadi contoh bayangan manusia tentang robot masa depan.

Ramalan sinting ditulis oleh ahli artificial intelligence, David Levy, dalam bukunya Love and Sex with Robot. Pada 2050, manusia bisa bermesraan dengan robot. Menurut Levy, robot-robot humanoid masa depan bukan hanya bisa jadi pasangan hidup manusia, tapi juga dirancang untuk punya emosi, kepribadian, dan kesadaran.

Kembali ke masa kini. Dalam dunia industri, robot sudah biasa dipakai untuk menggantikan tugas-tugas manusia, umumnya yang berisiko tinggi. Sebut saja di bidang manufaktur, transportasi, dan militer. Robot pun sudah banyak dimanfaatkan di dunia kedokteran. Tapi, jangan bayangkan robot-robot ini serupa manusia. Faktanya, mereka berpenampilan “kaku”.

Saat ini, robot humanoid sudah banyak dikembangkan. Dalam hal ini, Jepang masih jadi juara. Robot Asimo buatan Honda contohnya. Di negeri matahari terbit ini, robot bukan hanya bertugas melayani manusia, tapi juga bisa berakting di teater. Robot buatan Hiroshi Ishiguro, dinamai Wakamaru, contohnya.

Lewat Wakamaru, Ishiguro mengubah image robot pekerja jadi robot seniman bernilai seni. Ia dan timnya sukses mencipta peranti lunak untuk membuat Wakamaru bertingkah layaknya manusia. Pada Juni 2005, profesor di Osaka University itu pun pernah menciptakan robot mirip manusia. Repliee Q1 namanya.

Ada lagi Aiko, robot perempuan yang mampu menangani pekerjaan rumah tangga. Le Trung, ilmuwan lulusan York University, menciptakan Aiko lantaran gagal mencari pasangan hidup. Selain ingin membuat Aiko berpenampilan mirip manusia, Le Trung pun ingin robotnya punya perasaan dan bertingkah laku bak manusia, supaya dia bisa jadi teman sempurna untuk manusia. Contoh lainnya, masih banyak. Melihat itu, mungkin kelak robot berwujud manusia, cerdas, dan punya emosi bukan hal mustahil. Kalau sudah ada, semoga teknologinya tidak disalahgunakan.

Bagaimana robotika di Indonesia? Di sini, penggunaan robot masih terbatas di bidang industri, untuk sistem produksi. Di luar itu, pemanfaatan robot masih sebatas hobi dan kegiatan ekstrakurikuler. Berita positifnya, beberapa universitas dan politeknik di Tanah Air sudah serius melakukan penelitian mendalam di bidang aplikasi robotika. Lebih banyak tentang robotika di Indonesia, bisa dibaca di sini.

Gambar diambil dari livescience.com

No comments: