Baiklah, sudah saatnya saya melanjutkan cerita tentang perjalanan saya di Macau. Setelah mengitari Senado Square, saya, Keshie, dan Endy menuju ke St. Paul's Ruins. Waktu itu Kamis (21/1) pagi. Perasaan sih masih pagi banget, tapi ternyata sudah banyak turis yang mengunjungi situs wisata tersebut. Menurut saya, selama kunjungan saya ke Macau, inilah tempat yang paling oke untuk dilihat.
Ini sedikit info mengenai St. Paul's Ruins. Bangunan ini tadinya berupa sebuah gereja yang dibangun oleh Portugis pada abad ke-17. Gereja ini rusak dimakan api pada tahun 1835. Sekarang, reruntuhan bangunan bersejarah itu menjadi salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi oleh para turis di Macau. FYI, pada tahun 2005, situs wisata ini masuk dalam daftar World Heritage Site UNESCO.
Setelah melewati gerbang St. Paul's Ruins, kita bisa masuk ke Museum of Sacred Art and Crypt. Masuknya gratis kok. Jadi nggak ada ruginya untuk melihat-lihat. Selain benda-benda suci, ada banyak lukisan rohani yang dipajang di museum ini. Oh, yang sempat bikin saya merinding adalah tulang martir yang dipajang dalam kotak kaca di dalam museum itu, plus musik gregorian yang diputar di sana. Di dalam museum ini ada beberapa patung dan lukisan yang mengisahkan tentang pengorbanan para martir. Ada juga lukisan St. Michael The Archangel.
St. Paul's Ruins dikelilingi taman--pas buat orang-orang yang hobi mejeng buat dipotret. Ya seperti 2 kawan saya, Keshie dan Endy. Menelusuri taman di sisi reruntuhan gereja, kami menemukan jalan menanjak yang ternyata menuju ke sebuah benteng. Mount Fortress namanya. Nah, dari atas benteng itu, kita bisa melihat pemandangan pegunungan yang indah.
Oiya, di benteng ini juga terdapat museum. Namanya Museu de Macau. Pintu masuknya ada di bagian puncak benteng. Karena nggak masuk ke dalam museum itu, jadi saya nggak tau apa saja yang ada di dalamnya. Mungkin sejarah mengenai Macau, ya?
Setelah puas menjelajah benteng, tujuan kami berikutnya adalah Macau Tower, gedung tertinggi di Macau.
No comments:
Post a Comment