Saturday, October 30, 2010
Where is Indonesia?
Saat mengunjungi negara Asia atau negara Barat yang terkait sejarah dengan Indonesia, atau negara bule lain yang banyak ditinggali orang Indonesia, mungkin kita nggak perlu terganggu dengan pertanyaan ini. “Indonesia? Where is Indonesia?”
Tapi, lain halnya jika kita menjadi turis di negara Eropa yang jarang jadi destinasi wisata orang Asia. Spanyol, misalnya. Kemungkinan besar, pertanyaan “Where do you come from?” bakal diikuti dengan pertanyaan tadi. Yah, ini berdasarkan pengalaman saya sewaktu berkunjung ke sana, Mei lalu.
Selama menyusuri rute Camino de Santiago, saya dan tiga kawan saya banyak bertemu dengan bule dari berbagai penjuru dunia. FYI, Camino de Santiago belum populer di kalangan peziarah Asia. Paling banyak peziarah Asia yang datang ke Santiago berasal dari Jepang.
Selama Camino, cukup banyak pertanyaan “Where do you come from?” ditujukan kepada kami. Tapi, percakapan yang menunjukkan betapa Indonesia sangat tidak populer adalah ini:
Bule: Hola! Where do you come from?
Saya: Hola! We're from Indonesia.
Bule: Indonesia? Where is Indonesia? (dengan wajah antusias)
Saya: Hmm, it's in south east Asia.
Bule: Is it the same with Thailand?
Saya: It is near Thailand.
Bule: I see... (dengan wajah bingung)
Saya: You know Bali?
Bule: Ouw, ya, ya... So Indonesia is in Bali?
Saya: No, Bali is in Indonesia!
OMG!
Pertanyaan tentang negara asal kami juga dilontarkan oleh seorang bapak, pemilik penginapan yang kami singgahi di kota kecil Pedrouzo. Apesnya, si Bapak cuma tau bahasa Spanyol, sementara kami benar-benar mengandalkan bahasa Inggris sebagai modal percakapan dengan orang asing. Saking penasaran dengan Indonesia, si Bapak sampai mengeluarkan buku peta dunia yang tuebal buanget!
Pertanyaan tentang Indonesia juga kami dapat dari teman-teman peziarah lainnya. Tetapi, nggak semuanya benar-benar buta seperti si bule tadi. Ada juga beberapa yang tau tentang Indonesia. Mereka pernah ke Bali, Borneo (Kalimantan), juga Jakarta.
Saya jadi berpikir. Dengan adanya pemberitaan tentang bencana-bencana di Tanah Air belakangan ini—tentang banjir bandang di Wasior, Papua; gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai; letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah—mungkin bule-bule yang kami temui Mei lalu menjadi ngeh. “Oh! Indonesia! I've heard if it!”
Tetapi saya harap Indonesia bukan terkenal karena bencananya, melainkan karena keindahan alam dan budayanya. Apalagi film Eat Pray Love mengambil setting di Bali. Setau saya, ada juga film Korea yang berjudul Bali. Jangan pula lupa, banyak duta seni dan budaya Indonesia sering tampil di luar negeri. Kelompok musik angklung Mang Udjo, contohnya, belum lama ini tampil di London. Mereka unjuk gigi, membawakan lagu Bohemian Rhapsody milik Queen. Tentang misi kebudayaan ini, nggak perlu dituliskan semua contohnya, kan? :)
Harapan saya pasti harapan semua orang Indonesia. Last but not least, let's #PrayforIndonesia. Semoga negeri ini bisa keluar dari semua masalahnya.
Gambar diambil dari sini.
Labels:
Camino de Santiago,
Catatan Perjalanan,
Celoteh,
FYI,
Hati,
Spanyol
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment