Gambar: designsponge.com |
Valentine's
Day, Hari Valentine, atau Hari Kasih Sayang diperingati setiap
tanggal 14 Februari. Budayanya sendiri berawal dari negeri bule.
Singkat cerita, budaya itu lantas populer di Indonesia.
Sejarah
soal Hari Valentine ternyata sangat menarik. Saya membacanya sekilas
di Wikipedia. Perayaan ini dilakukan untuk mengenang seorang martir
bernama Santo Valentinus atau St. Valentine.
St.
Valentine adalah seorang imam yang hidup di masa Kekaisaran Romawi
kuno. Sebagai imam, dia bertugas memberikan pelayanan kepada umatnya,
termasuk memberikan sakramen pernikahan. Pada
masa itu, para tentara dilarang untuk menikah. Tetapi St. Valentine
menikahkan para tentara secara rahasia. Karena itu, akhirnya dia
dipenjara dan dianiaya hingga mati.
Di
Indonesia, banyak pro dan kontra soal merayakan hari kasih sayang
ini. Itu kan budaya luar. Ngapain kita ikuti? Banyak
juga yang bilang, kasih sayang kan seharusnya ditunjukkan
setiap hari, nggak cuma di Hari Valentine. Nah, saya setuju dengan
pendapat yang terakhir.
Tetapi,
saya pribadi nggak mempersoalkan budaya barat yang lantas ngetren
di negeri ini. Selama budaya itu mengajarkan kebaikan, kenapa
kita harus menutup diri terhadapnya?
Kasih
sayang memang seharusnya ditunjukkan setiap hari melalui perbuatan
kita—bukan hanya di Hari Valentine. Ini sama seperti kita
menunjukkan rasa hormat kepada Ibu kita, yang seharusnya dilakukan
setiap hari—bukan hanya di Hari Ibu, pada tanggal 22 Desember.
Saya
lebih melihat, hari-hari khusus itu dibuat sebagai simbol atau perayaan, untuk
mengingatkan kita yang terkadang terlalu sibuk hingga lupa dengan
mereka yang kita sayang dan yang menyayangi kita.
Dan,
memberikan hadiah berupa bunga atau cokelat kepada orang-orang yang
kita sayang hanyalah suatu bentuk penegasan rasa sayang kita
kepada mereka. :-)
2 comments:
setuju...
Setuju dengan penulis :D
Post a Comment