"Dalam ungkapan ringkas, lingkup peranan dan keterkaitan industri kreatif dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) disampaikan dalam kutipan di awal tulisan ini. Sebagaimana juga dikutip oleh Restituta Ajeng Arjanti (dalam situs QB Creative), Menteri Perdagangan juga menyebutkan tiga aspek penting TIK dalam menciptakan industri kreatif, yakni TIK sebagai industri, TIK sebagai alat untuk menciptakan industri, dan TIK sebagai alat untuk mengerti tentang pasar dan konsumen." (KOMPAS, Rabu, 15/10/08, p1)
Hihi, sebut saja saya norak. Nggak apa-apa. Tapi, saya lagi senangsenangsenang buanget nih. Apa pasal? Pssst, artikel yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu--judulnya Teknologi untuk Kebangkitan Industri Kreatif Nasional--dikutip KOMPAS, Rabu (15/10/08), harian nomor satu di Indonesia, untuk artikel berjudul Dari "Laskar Pelangi" ke Laskar Kreatif.
Yang bikin saya senang, karena bukan media tempat saya bekerja saja yang dicantumkan oleh penulis artikel tersebut, Ninok Leksono, tapi juga nama saya--lengkap! Oiya, satu lagi, artikelnya dipajang di halaman pertama surat kabar itu. Dulu, waktu saya masih kerja di salah satu media TI terbitan KKG, paling-paling nama saya muncul di rubrik Klasika... :">
Di artikelnya, Ninok menulis tentang industri film, salah satu industri yang masuk kategori industri kreatif. Bicara tentang industri film, Ninok menyinggung tentang film Laskar Pelangi (yang menurut saya adalah "Indonesia's most powerful movie of the year") dan peran teknologi untuk menunjang kebangkitan industri film dan industri kreatif (dalam negeri).
Sekarang, kenapa saya merasa senang banget? Yang jelas, saya merasa dihargai. Bukan karena saya narsis nih. Saya pernah punya pengalaman jelek. Salah satu artikel yang saya buat, juga tentang industri kreatif, diambil entah oleh siapa dan dipajang di salah satu buku panduan tentang satu acara bertema industri kreatif berskala nasional, tanpa ijin dan tidak mencantumkan nama media yang membayar saya untuk menulis artikel itu.
FYI, memang artikel itu adalah hasil kompilasi presentasi dari seorang pakar industri kreatif, tentunya dengan ijin dan sepengetahuan dia. Tapi, bisa nggak dibayangkan susahnya mengolah presentasi yang isinya hanya 1-2 kata per slide jadi sebuah artikel panjang yang mengalir? Sigh...
Saya tanya ke atasan saya, apa ada orang yang minta ijin untuk menggunakan artikel tersebut. Katanya, nggak. Saya nggak memperpanjang masalah itu sih. Saya jadikan pelajaran saja supaya saya lebih teliti, karena toh memang saya salah mencantumkan nama si empunya presentasi sebagai penulis. Hahaha, tolol ya!
Saya pikir, siapapun yang mengambil artikel utuh, plek, seharusnya kan meminta ijin ke media saya kan, ya? Atau kalau si penjiplak itu minta ijin ke si pemilik presentasi (yang kebetulan namanya saat itu masih tercantum sebagai penulis), seharusnya si pemilik presentasi itu meminta ijin ke media tempat saya kerja, bukan?
Hm, saya fair aja deh. Untuk kasus itu, saya kan juga salah (dan kesalahan itu sudah saya perbaiki).
Gambar diambil dari www.creativeaspects.co.uk
No comments:
Post a Comment