Friday, July 24, 2009

Yang Beruntung dan Kurang Beruntung

Ada nggak sih kriteria untuk mengukur tingkat keberuntungan seseorang? Apa dari wajahnya yang cantik atau tampan, dari seberapa sering dia menang undian berhadiah, dari seberapa sukses kariernya, dari seberapa indah suaranya, atau dari mana?

Sobat saya punya wajah yang tampan. Dia juga pintar dan nggak katro, nyambung diajak ngobrol. Karena itu, banyak perempuan termehek-mehek pada dia. Tapi--semoga cuma saya yang memperhatikan--dia agak kurang beruntung alias sering apes.

Saya hitung, cukup sering dia menelpon saya saat kondisi fisiknya lagi nggak bagus. Entah karena flu, kena diare, dan yang terakhir thypus. Yah, anggap saja itu kebetulan.

Kali lain dia menelpon adalah untuk curhat. Ceweknya selingkuh, mencari pacar yang lebih tajir. Dua kali dia mengalami itu. Psst, padahal sobat saya ini lumayan "punya". Pernah lagi, dia menghubungi saya dan bercerita dia kecopetan. Terakhir dia menelpon saya semalam, menanyakan merek laptop yang oke sesuai bujetnya.

Saya tanya, "Memang laptop-lo kenapa?"

"Rusak," jawab dia.

"Data-datanya selamat, nggak?" saya tanya dia lagi.

"Nggak. Padahal banyak report penting di situ," kata dia dengan nada suara sedih.

Setau saya, bikin report adalah pekerjaan utama sobat saya. Report-nya tentang data penjualan produk di perusahaan tempat dia bekerja. Lantaran kerjanya bikin report, sampai saya pernah meledek dia, "Sebenarnya yang reporter itu elu atau gue, sih!"

Obrolan semalam tentang laptop yang rusak membawa memori ke masa lalu, ke jaman di mana dia masih sibuk dengan skripsinya. Tiga perempat naskah skripsinya, berikut hasil risetnya, yang tersimpan di komputer musnah. Penyebabnya, komputernya hangus.

Saya sempat berpikir, apa sobat saya mesti ganti nama ya? Hihi, untuk buang sial. Terbukti, wajah tampan bukan jaminan orang beruntung.

***

Ini cerita lain. Suatu hari, kawan baik saya mengirim SMS. Isinya, "Gue baru baca media XXXXXX. Ada liputan profil tentang Mrs. X. Cantik, cerdas, tajir. Gue jadi bertanya-tanya, apa yang Tuhan pikir waktu menciptakan orang beruntung seperti dia."

Saya--terus terang--sudah punya pertanyaan yang sama sejak lama. Seingat saya, SMS itu nggak saya balas. Kebetulan saya kenal dengan tokoh yang diulas di media tersebut, dan saya mengamini bahwa dia memang orang beruntung.

Mungkin Tuhan lagi senang. moodNya lagi bagus? Itu tebakan saya (dalam hati) untuk menjawab pertanyaan tadi. Nah, kalau begitu, apa yang dipikirkan Tuhan waktu menciptakan manusia yang melulu apes? Sobat saya tadi sih nggak seberapa apes.

Apa Tuhan lagi bete? Atau mungkin Dia merasa semua ciptaan-Nya di Bumi sudah sempurna apa adanya. Karena itu Tuhan menciptakan manusia yang apesnya berkali lipat. Mukanya jelek, selalu bokek, miskin, badannya bau, suaranya cempreng, nggak punya orangtua, sering ditipu orang, gagal terus dalam proyek, susah dapat pekerjaan, dsb. Tapi, semua sempurna apa adanya di mata Tuhan.

Pertanyaan tentang alasan Tuhan menciptakan orang beruntung dan kurang beruntung, bagi saya nggak terlalu bikin penasaran. Yang masih bikin saya penasaran adalah, kenapa mesti ada manusia menyebalkan di dunia ini? God must have good reason for that.

Jadi, apa teman-teman termasuk orang yang beruntung atau yang kurang beruntung? Sekali lagi, pertanyaan ini jangan dianggap penting. Yang paling penting adalah, kita bersyukur dan merasa selalu beruntung. Betul?

Have a great weekend, everyone!


Gambar diambil dari sini.

6 comments:

FBI said...

paradigma Tuhan ttg ketampanan dan kekayaan berbeda dg manusia.. paradigma manusia hanya berlaku pada domain dan masa berlaku yang terbatas dan singkat dibanding dengan seluruh kehidupan yang direncanakanNya.. bagi Tuhan saya tampan dan kaya bukan main.. zzzZZZzzzzZZZzzz bangunin kalo dah jam pulang kantor yak.. zzZZZZzzzzZZZ..

Restituta Arjanti said...

wah, komentator pertamanya orang keren nih!

aku paling demen sama komen ini: "bagi Tuhan saya tampan dan kaya bukan main.. zzzZZZzzzzZZZzzz" :))

keshie said...

menurut gw sih, makin banyak/sering lu memberikan sesuatu ke orang lain, entah itu materi atau sekadar perhatian, makin banyak/sering juga lu menerima sesuatu dari orang lain--yang kemudian dianggap sebagai keberuntungan itu. mangkanya orang cina sebelum buka usaha biasanya bagi2 angpaw dulu, biar ntar usahanya itu bisa lancar en sukses :p so ajeng, sering2lah ngasih something ke gw biar lu makin beruntung hehe

Restituta Arjanti said...

setuju sama keshie :)

kecuali utk bagian ngasih something ke lo biar gue makin beruntung. lo kan bukan tuyul, kesh... :))

maya said...

gw seh kayanya beruntung punya temen kaya lo :D

Restituta Arjanti said...

toss may! gue jg beruntung punya temen kaya lo :)