Hai,
siapa yang lagi merasa punya pekerjaan paling payah sedunia, merasa
dirinya malang, dizolimi, atau diremehkan karena pekerjaan itu? Kalau
ada, jangan merasa begitu lagi ya.
Pernah
nggak kalian bayangkan pekerjaan para petugas cleaning service
yang setiap hari harus berjaga di toilet, dan membersihkan
bekas-bekas kotoran banyak orang? Bisa nggak kalian memposisikan diri
kalian sebagai mereka?
Di suatu
Jumat sore, saya main ke mal kesayangan saya di Pondok Indah. Namanya
juga cewek, kalau ke mal untuk main, pasti waktunya nggak singkat dan
pasti mampir ke toilet!
Menjelang
akhir pekan, mal selalu ramai pengunjung. Begitu juga toiletnya. Saya
antre di depan salah satu pintu toilet. Nggak lama, seorang ibu
keluar. Seperti biasa, saya intip sebentar toiletnya untuk melihat
bersih atau nggak. Ternyata belepotan, ih. Saya jadi ragu
untuk masuk.
Mbak
petugas cleaning service yang bertugas rupanya memperhatikan.
Dengan gesit dia masuk ke toilet, mengepel lantainya, lalu mengambil
tisu dan membersihkan toilet seat
langsung dengan tangannya. Bisa nggak kalian bayangkan, betapa
kotornya toilet seat itu?
Saya
memperhatikan. Nggak tega. Tetapi itu memang pekerjaan dia.
“Terima
kasih ya, Mbak,” kata saya setelah dia selesai. Dia membalasnya
dengan senyum.
Hei! Dia
masih bisa tersenyum setelah mengerjakan pekerjaan itu. Hebat. Dia
berurusan dengan kotoran yang dibuat oleh orang-orang asing setiap
hari, dan entah berapa upah yang dia peroleh tiap bulannya. Terkadang
memang ada pengunjung toilet yang berbaik hati membagikan sedikit
rejekinya untuk mereka. Tetapi, nilainya seberapa sih?
Kita itu
memang harus berterima kasih kepada orang-orang yang mau melakukan
dirty jobs, ya. Meskipun pekerjaan itu kotor, tetapi yang
penting halal. Saya salut, terutama karena mereka masih bisa bekerja dengan senyum.
Gambar diambil dari sini.
No comments:
Post a Comment