Monday, November 23, 2009

Belajar Fotografi: Nggak Gampang!

Fotografer itu tukang tipu. Mereka bisa motret gambar makanan hingga terlihat nikmat dan menggoda lidah. Porsinya besar-besar, bikin air liur menetes... tes... tes... Tapi begitu makanannya dipesan, hati kecewa. Ih, nggak seperti di gambar. Lah, ukurannya kok kecil banget? Kok nggak warna-warni seperti di gambar? Ah, tepu looo! *Hihi, ingat jaman sekolah dulu pakai istilah tepu*

Fotografer itu canggih. Bisa bikin benda mati kelihatan hidup dalam gambar yang dijepretnya. Saya suka gemas sendiri. Kok bisa ya patung yang biasa banget jadi kelihatan bernyawa? Ih, kok bisa siiiiih?

Fotografer itu usil. Bisa motret candid cewek yang cakep banget kaya Paris Hilton jadi seperti bencong di foto. Ih, pinter banget siiiiih? :p

Untuk jadi fotografer yang oke pasti butuh kesabaran, ketekunan, dan ketelatenan. Mau repot ngatur lighting, mau repot ngatur gaya, mau repot bikin setting. Yang paling penting, dia nggak boleh lekas patah arang.

Saya kira mengambil gambar ya sekadar mengambil gambar. Jepret, beres! Paling keluhannya pada kemampuan zooming kamera atau gambar buram waktu memotret objek bergerak. Ternyata oh ternyata nggak sesepele itu. Belajar fotografi bisa bikin kulit saya hitam, pinggang saya pegal, bodi nggreges panas dingin--masuk angin. Belum lagi istilah dan teknik-tekniknya bejibun (dan belum ada satu pun yang saya hafal dan kuasai). :p

Siapa kira mengambil gambar water drops saja mesti mengisi air di ember, taruh di bawah keran yang airnya menetes pelan-pelan, mengatur fokus, menghitung kapan waktu yang pas butiran air jatuh ke ember supaya gambar tangkapannya bagus.

Siapa kira mau belajar motret macro susahnya minta ampun. Berkali-kali menjepret objek dari jarak dekat, tapi dari puluhan--hampir ratusan--gambar yang diambil, cuma ada satu yang hasilnya nggak buram. Ih, bete deh... Itu baru cobaan mentalnya. Cobaan materialnya juga nggak kalah berat. Harga lensa kan nggak murah... :'<








Hiyak! Lihatlah gambar-gambar di atas. Itu semua hasil jepretan amatir saya. Belum diedit, cuma dicrop (superketat). Hihi, masih malu-maluin kan? Tapi nggak apa-apa, memang masih belajar kok.

Tapi, belajar fotografi itu ternyata menyenangkan. Tetap, mottonya sama seperti motto yang dipercaya oleh banyak orang pintar. Practise makes perfect. Semoga saya pantang mundur menekuni hobi baru ini. Kali ini, nggak boleh ada deh alasan kerjaan numpul sampai bikin saya nggak bisa tambah pintar.

Mohon doa restunya, kawan-kawan! I'll be back with better images... :P

2 comments:

emmet24son said...

mantap jeng... gw juga biasanya main auto-auto doangan... keren koq jeng potonyah :)

lanjuttt :D

Restituta Arjanti said...

makasih, maaannn! :)