Wednesday, September 01, 2010

Camino de Santiago yang Tak Terlupakan


Santiago de Compostela yang berdiri megah di Kota Santiago, di daerah Galicia, Spanyol, dipercaya sebagai salah satu tempat peziarahan paling kuno bagi umat Kristiani. Meski belum sepopuler Yerusalem atau Vatican City di Roma, Italia, katedral ini telah menjadi destinasi para peziarah sejak lebih dari 1.000 tahun silam.


Ada pepatah mengatakan, banyak jalan menuju Roma. Seharusnya, ada pula pepatah yang sama untuk Santiago. Many roads lead to Santiago (de Compostela). Rute-rute menuju tempat ini disebut Camino de Santiago dalam bahasa Spanyol, atau The Way of St. James dalam bahasa Inggris. Peziarahan ini dilakukan sebagai tapak tilas perjalanan St. James ketika menyebarkan agama Kristen di Eropa.

St. James atau Santiago adalah nama lain dari Santo Yakobus, salah satu dari 12 rasul Yesus. Santiago de Compostela memiliki sejarah yang panjang, dan dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir Santo Yakobus.

Santo Yakobus dipercaya sebagai santo pelindung umat Kristiani di Spanyol. Ada beberapa legenda mengenainya. Salah satunya adalah ini. Alkisah, pada tahun 44 sesudah Masehi, Santo Yakobus kembali ke Yudea setelah menjalani tugas misionarisnya. Dia lalu ditangkap dan disiksa hingga tewas oleh Raja Herodes Agrippa.

Sang raja melarang tubuh Yakobus dikuburkan. Pada malam hari, seorang murid Yakobus mencuri tubuh itu, menyimpannya ke dalam sebuah sarkofagus (peti jenazah dari batu yang biasa digunakan pada zaman Romawi), lalu meletakkannya di sebuah kapal kecil. Arus laut membawa kapal mereka hingga ke pantai Spanyol, yakni di Iria Flavia. Di sebuah bukit, jasad sang rasul dikuburkan dan nyaris terlupakan hingga berabad-abad lamanya.


Pada abad ke-9, sekitar tahun 813, seorang petapa beranam Pelagius melihat sebuah bintang besar yang bersinar sangat terang, dikeliling cahaya bintang-bintang yang lebih kecil. Dia melaporkan penglihatannya itu kepada uskup di Iria Flavia, Teodomiro. Dengan panduan dari bintang-bintang yang bersinar di langit di lokasi tempat Santiago de Compostela kini berdiri, sang uskup menemukan sebuah makam berisi 3 jasad, yakni jasad Santo Yakobus dan 2 orang pengikutnya.



Raja Alfonso II yang kala itu berkuasa di Spanyol menyatakan Santo Yakobus sebagai pelindung kerajaannya. Dia membangung sebuah kapel di atas makam tersebut sebagai penghormatan bagi Santo Yakobus. Masyarakat setempat percaya bahwa Santo Yakobus telah melakukan beberapa mujizat dan penampakan setelah itu. Pada sekitar abad XII-XIII, Paus Alexander III mendeklarasikan Santiago sebagai kota suci, sama seperti Roma dan Yerusalem.

Nama Compostela sendiri diambil dari bahasa Latin “Campus Stellae” yang berarti “the field of stars”. Nama ini sesuai dengan langit Santiago sangat indah di malam hari, berhiaskan gugu-gugus bintang.


Camino de Santiago dilambangkan dengan kulit kerang (scallop shell), yang merupakan simbol dari Santo Yakobus. Kulit kerang ini juga melambangkan banyak rute yang akhirnya menyatu di Santiago de Compostela.


Rute Camino yang paling populer sekaligus paling panjang adalah Camino Frances. Rute ini dimulai dari St. Jean Pied de Port, Prancis, dan berjarak 780 km menuju Santiago. Perjalanan kaki dari St. Jean de Port bisa memakan waktu sekitar 30 hari. Karena saya dan ketiga rekan saya tidak punya waktu sebanyak itu, saya mengambil rute tersingkat di jalur tersebut, yakni dari Sarria menuju Santiago yang berjarak sekitar 110 km. Jarak tersebut kami tempuh dalam dalam 6 hari dengan berjalan kaki.

Dari Sarria, kami melewati beberapa kota kecil, yakni Portomarin, Palas de Rei, Melide, Arzua, Pedrouzo, hingga tiba di Santiago de Compostela.

No comments: