Saturday, December 26, 2009

Hadiah untuk Teman Baik

Kalau bisa, pengin rasanya saya protes ke sohib saya ini. "Bos, nulis profilnya susah bener! Bikin detlenku molor, nih!"

Hiya, menulis profil seorang sahabat yang sudah almarhum bukan hal gampang. Apa lagi ketika saya sudah merasa lumayan dekat dengannya. Perasaan haru biru dan fakta bahwa ternyata dia orang "besar" bikin saya kesulitan menulis. Jadi bukan lantaran saya nggak punya materi yang cukup untuk menulis tentang dia. Justru saya ingin menulis lebih bagus dari biasanya karena tau tulisan itu akan menjadi hadiah untuknya dan keluarganya.

"Jeng, gue tau profil siapa yang bisa lo tulis untuk CHIP Januari," kata Reza, partner kerja saya. "Lendy Widayana!"
Saya melongo. "Kenapa harus profil Pak Lendy?" tanya saya.
"Karena gue suka sama orang itu. Baik."
"Kan sudah almarhum."
"Nggak apa-apa."

Terus terang, saya harus bilang terima kasih pada Reza. Kalau dia nggak menyodorkan nama Lendy Widayana, mungkin sampai sekarang saya nggak tau lengkap bagaimana sepak terjang sohib saya itu dalam memajukan dunia TI di Tanah Air.

Waktu menulis profilnya, ... rasanya seperti ada yang menemani begadang sampai jam 03.00 pagi. Dalam hati saya, kalau Pak Lendy melihat saya menulis tentang dia untuk satu majalah terkemuka di Indonesia, dia pasti bakal terkekeh-kekeh.

Banyak yang membantu saya ngumpulin info tentang Pak Lendy. Saya harus kasih ucapan terima kasih secara khusus ke Mas Didin, Kang Onno, dan Mbak Donna, istri beliau. FYI, Pak Lendy itu juga seorang fotografer. Dan seperti layaknya fotografer yang biasanya lebih demen motret ketimbang dipotret, koleksi fotonya sedikit sekali. Mbak Donna ini yang ribet mencari-cari foto ganteng hubbynya.

"Mbak, aku mau foto Pak Lendy yang ada di buku kenangannya. Foto dia naik pesawat Hercules...," pinta saya ke Mbak Donna.
"Duh Jeng, aku ndak tau siapa yang punya foto itu. Temen-temen hubby di Lanud (Abdulrachman Saleh Malang) juga nggak ada yang punya. Ada temen yang nemu foto itu (secara ajaib) di internet. Trus diperbesar untuk dipajang di pemakamannya. Tapi gambarnya juga pecah, Jeng."

Kira-kira, begitulah kesulitannya.

Ngomong-ngomong, siapa sih Lendy Widayana? FYI, dia orang yang paling berjasa dalam menghubungkan Jawa Timur dengan internet. Kalau mau membaca tentang perjuangannya, jangan lupa beli Majalah CHIP edisi Januari 2010.

***

Saya lagi nggak bisa tidur. Bongkar-bongkar MacBook, saya nemu arsip percakapan saya dengan Pak Lendy di Y!M. Tanggal 26 Desember 2008, tepat setahun silam. Waktunya sama-sama menjelang subuh seperti waktu saya menulis postingan ini, sekarang. Haduh, kangen deh ngobrol bareng Pak Lendy. Merry Christmas ya, Pak! :)

Posting lama saya tentang Pak Lendy bisa dibaca di sini.

4 comments:

buku bebas said...

januarynya msh kocong nih...

moon said...

HEY JINGGA

Restituta Arjanti said...

@indonesia: majalah CHIP Januari uda terbit kok. banyak tulisan gw di situ :p

@moon: halo, moon. blognya bagus, banyak gambar peri :)

buku bebas said...

kalo CHIP bayar...klo blog gretong...hehehe