Hoan Kiem Lake, Ha Noi |
Selasa, 20 September:
Kami berangkat dengan penerbangan AirAsia terakhir dari Cengkareng ke Kuala Lumpur, pada malam hari. Detail waktunya nggak perlu, ya. Karena tiba di KL sudah sangat larut, dan keesokan harinya kami harus berangkat ke Hanoi dengan penerbangan pertama, maka kami putuskan untuk tidak booking penginapan di KL. Jadi, kami tidur di Bandara LCCT. Hihi, beberapa hari sebelumnya, baik saya maupun Ninun sudah pernah mimpi ketinggalan pesawat. Jadi agak waswas juga, sih.
Rabu, 21 September:
Kami berangkat ke Hanoi, Vietnam, dengan penerbangan paling pagi. Tiba di No Bai International Airport sekitar pukul 08.50 pagi. Nggak ada perbedaan waktu antara Jakarta dengan Hanoi. Sebelumnya saya sudah menyewa jasa airport pickup untuk mengantar kami dari bandara ke hotel yang sudah saya booking. Harga airport pickup ini USD15.
FYI, sekitar sebulan sebelum perjalanan ini, saya sudah booking kamar untuk satu malam di Hanoi Phoenix Hotel. Tetapi sesampai di Hanoi, kami justru diantar ke hotel lain. Namanya Rising Dragon Hotel. Saya dan Ninun sempat cemas, apalagi Vietnam dikenal dengan scam-nya. Kami sempat bertanya kepada sopir yang menjemput kami di bandara. Dia bilang, "Don't worry. It is a good hotel."
Okay. Mobil yang menjemput kami bagus. Sopirnya juga rapih. Yang penting, pesan saya ke Ninun, tetap waspada. Ternyata hotelnya memang bagus. Rate-nya sebenarnya lebih mahal ketimbang rate hotel yang kami pesan. Harga standard double room di Hanoi Phoenix Hotel USD20 per malam, sementara harga di Rising Dragon Hotel (setelah dicek oleh Ninun di internet) adalah USD35 per malam. Kamarnya pun nyaman banget. Karena hotelnya nyaman, kami lalu memperpanjang masa menginap kami di sini. Kami putuskan untuk terus menginap di hotel ini, dengan rate tetap USD20 per malam. Nah, ini keberuntungan kami yang pertama.
Lokasi hotel tempat kami menginap ini masih di daerah Old Quarter, meskipun agak jauh dari Hoan Kiem Lake. Kira-kira perlu jalan kaki 10 menit untuk mampir ke Hoan Kiem Lake. Tapi ini nggak masalah.
Di hari pertama ini, kami langsung booking tur dari hotel untuk perjalanan ke Hoa Lu-Tam Coc dan Ha Long Bay. Kami mengambil tur satu hari ke Hoa Lu-Tam Coc untuk tanggal 22 September, dan tur dua hari satu malam ke Ha Long Bay untuk tanggal 23-24 September. FYI, ada banyak travel agent di Hanoi, tetapi yang bisa dipercaya hanya beberapa. Yang bisa direkomendasikan adalah Vietnam Open Tours dan Sinh Cafe.
Saya dan Ninun putuskan untuk mengambil tur dari hotel. Pertimbangannya, hotel kami bagus dan bersih. Para stafnya pun bersih dan ramah. Tapi alasan paling utama adalah, kami nggak mau repot. Terus terang, persiapan saya untuk perjalanan ini juga nggak banyak karena sebelum berlibur, saya mesti menyelesaikan beberapa deadline.
Harga tur satu hari ke Hoa Lu-Tam Coc adalah USD28 per orang, sudah termasuk biaya penyewaan sepeda di Tam Coc. Harga tur ini rata-rata USD25-35 per orang. Sementara untuk tur dua hari satu malam ke Ha Long Bay, kami harus membayar USD69. Harga ini sudah termasuk sarapan, makan siang, dan makan malam di kapal.
FYI, kami disodori beberapa opsi tur dan kami pilih yang menengah. Alasannya, peserta tur yang mahal (sekitar USD95-125) umumnya orang-orang tua. Selain itu, ada beberapa servis di paket yang mahal yang nggak kami butuhkan. Misalnya spa dan workshop memasak. :))
Oke, hari pertama akhirnya kami habiskan dengan berkeliling di sekitar Hoan Kiem Lake. Kami makan pho bo di restoran lokal Quan Bia Minh, lalu makan es krim di kafe restoran Thuy Ta yang letaknya di pinggir sungai. Malamnya, kami menyusuri tiap blok di daerah Old Quarter untuk menghafal jalan dan melihat-lihat target belanja untuk hari terakhir.
Kamis, 22 September:
Bangun pagi, mandi, lalu sarapan sebelum kami dijemput untuk trip ke Hoa Lu-Tam Coc. Saya suka banget dengan hotel tempat kami menginap. Makanannya enak :))
River trip in Tam Coc. The place is also known as "Ha Long Bay on land". |
Pukul 08.30, kami dijemput dari hotel. Perjalanan dari Hanoi menuju Hoa Lu memakan waktu sekitar 2 jam. Hoa Lu adalah tempat berdirinya kerajaan kuno di Vietnam Utara, sebelum akhirnya dipindahkan ke Hanoi pada tahun 1010. Di Hoa Lu, ada 2 kuil yang kami kunjungi. Kedua kuil ini didedikasikan untuk 2 kaisar Dinh dan Le. Buat saya, kedua kuil ini nggak menarik. Indonesia punya banyak kuil dan candi yang lebih megah dan indah. :)
Sekitar pukul 12.00 siang, kami beralih ke Tam Coc. Karena saya dan Ninun sudah menyewa sepeda untuk keliling Tam Coc selama sekitar setengah jam, kami terpaksa ngegowes dulu sebelum makan siang. Awalnya, kami agak menyesal karena harus panas-panasan bersepeda. Kami kira acara bersepedanya waktu sore hari. Tapi ternyata pemandangan Tam Coc asri sekali.
Kelar bersepeda, kami makan prasmanan di sebuah restoran. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan naik sampan di sepanjang Hoang Long River. Acara naik sampan ini ternyata cukup lama, hampir 2 jam! Hahaha, awalnya saya sangat antusias. "Iiiih bagus yaaa! Asik, asik!" Tapi lama-lama kok panas, yaaa. Alhasil, kulit pun jadi makin eksotis karena lama terjemur sinar matahari. :))
Kami tiba kembali di hotel sekitar pukul 17.00. Istirahat sejenak, malamnya kami kembali menyusuri Old Quarter. Si Ninun harus cari makanan halal, jadi malam ini kami makan di restoran India. Namanya Tandoor di 24 Hang Be Street. Restoran ini recommended, tapi sayang cukup mahal.
Jumat, 23 September:
Pagi ini kami berangkat ke Ha Long Bay. Perjalanan dari Hanoi ke Ha Long Bay sekitar 3,5 jam. Tiba di pelabuhan, kami menunggu sebentar sebelum kapal kami siap untuk berlayar. Oiya, tur yang kami ikuti adalah Halong Dugong Cruise. Kapalnya, menurut saya, biasa saja. Sesuai dengan harganya, mungkin ya.
Ada sekitar 20 turis yang ikut dalam tur ini. Setelah makan siang, kami lantas check-in. Menjelang sore, kapal menepi supaya kami bisa mampir ke dalam Hang Dau Go (Wooden stakes cave). Di dalam goa itu dihiasi stalagtit dan stalagmit. Masuk ke dalam goa ini, saya jadi membayangkan masuk ke dalam Batcave deh. ;p
Paket tur kami ini juga meliputi kayaking. Buat yang mau main air juga bisa berenang. Nggak perlu takut asalkan bisa berenang. Airnya tenang kok. Ha Long Bay ini indah banget. Very recommended to see. Kalau ada waktu (dan rejeki tentunya), lain kali saya pengin ke sini lagi. Tapi mungkin nggak perlu menginap semalam di kapal ya.
Malam hari di atas kapal, nggak ada hal lain yang bisa dilakukan selain mingle bareng turis-turis lainnya, atau tidur karena nggak ada pemandangan yang bisa dilihat pada malam hari. Gelap. Tapi kami sangat beruntung karena cuaca di Ha Long sedang cerah. Ya, ini keberuntungan kami yang kedua.
Sabtu, 24 September:
Kami bangun pukul 05.30 untuk melihat sunrise. Tapi sayang, sunrise-nya nggak terlihat karena (lagi-lagi) posisi kapal di balik batu besar. Setelah mengambil sedikit gambar, saya kembali tidur. Acara hari ini adalah kembali ke daratan. Tetapi sebelum itu, kami dibawa untuk naik sampan mengitari desa apung di Ha Long Bay. Acara ini nggak masuk dalam biaya tur. Jadi, kami masing-masing harus membayar USD5 untuk bisa berkeliling dengan sampan ini. Oya, acara bersampan di sini asyik, loh. Jadi memang perlu dicoba. :)
Setelah makan siang, kami kembali ke daratan, lalu menuju ke hotel. Hari ini, juga menyenangkan. Keberuntungan ketiga menghampiri kami. Karena toilet di kamar yang kami booking di Rising Dragon Hotel sedang bermasalah, dan nggak ada kamar lain yang kosong, akhirnya pihak hotel memindahkan kami ke hotel lain yang lebih mewah, yang masuk dalam jaringan usaha mereka. Kami dipindahkan ke Rising Dragon Palace. Rate yang dikenakan kepada kami juga sama, USD20 per malam. Hihihi...
Malam harinya, kami mampir ke kompleks perumahan mewah Ciputra yang ada di Hanoi. Si Ninun dimintai tolong oleh Bibinya untuk mengirim surat ke temannya yang tinggal di daerah elit ini. Wah, saya jadi tau perumahan yang dibangun Ciputra Group di Vietnam seperti apa. Megah banget... :|
Malam ini, kami menjajal es krim lagi. Kali ini kami singgah di kafe kecil bernama Snow Ball yang terletak di Ly Thai To Street. Rupanya kafe ini semacam franchise dari Korea. Pernak-pernik dan interiornya lucu dan menarik.
Blue Bubble (Kem bong bong xanh) yang rasanya enak sekali. |
Kami memesan kopi, es Blue Bubble (Kem bong bong xanh), dan strawberry waffle. Rasa kopi dan waffle-nya biasa, tetapi rasa Blue Bubble-nya enak sekali. Yummy! Jadi es krimnya itu dibekukan dengan teknologi yang sedemikian rupa sampai esnya bisa berbentuk gelembung-gelembung kecil yang terpisah. Enak... :D
Hari ini, juga menyenangkan. Saya tidur dengan sangat nyenyak. :))
Minggu, 25 September:
Ini hari terakhir kami di Hanoi. Besok pagi, kami harus berangkat pagi sekali ke airport karena kami memesan penerbangan pukul 09.30. Masih teringat-ingat mimpi ketinggalan pesawat, jadi kami nggak mau mengambil risiko berangkat terlalu mepet ke bandara.
Ho Chi Minh's Mausoleum |
Karena hari terakhir, jadwal kami cukup padat. Kami berkunjung ke Ho Chi Minh's Complex untuk melihat Ho Chi Minh Museum, One Pillar Pagoda, dan Ho Chi Minh's Mausoleum. Di museumnya, kita bisa melihat sejarah perang Vietnam.
Dari Ho Chi Minh's Complex, kami bertemu dengan Tante Meity, kawan Bibinya Ninun. Tante Meity mengajak kami makan siang di Cha Ca La Vong. Restoran ini menyajikan hanya satu menu ikan. Pengunjung restoran harus memasak makanannya sendiri. Caranya, campur semua sayuran ke dalam penggorengan yang sudah berisi ikan dan minyak. Sepertinya sih, minyaknya itu berasal dari ikannya. Ikan yang sudah matang dan sayuran yang mulai layu lalu dimakan dengan mi beras. Jangan lupa ditambahkan kacang goreng, bumbu cabai, dan terasi khas Vietnam-nya. Rasanya, mantap! :D
Satu-satunya menu di Restoran Cha Ca La Vong. |
Kelar makan siang, kami diantar belanja ke toko langganan Tante Meity. Namanya Toko Mai-Van, di 48 Hang Gai Street. FYI, saya lebih merekomendasikan pasar malam untuk teman-teman yang mau repot. Tapi kalau mau belanja cepat dan nggak peduli harga, bolehlah belanja di sini.
Setelah itu, saya dan Ninun mampir ke St. Joseph Cathedral, sementara Tante Meity menunggu kami di kafe Highlands Coffee. Tadinya, saya pengin ikut misa di katedral ini. Tapi ternyata jadwalnya nggak pas. Jadi saya sekadar melihat-lihat katedral ini dari luar. Katedralnya megah, sayang pintu-pintunya ditutup sehingga saya nggak bisa masuk untuk berdoa di dalam barang sejenak.
FYI, Highlands Coffee adalah kafe yang paling terkenal di Vietnam. Bukan hanya di Hanoi, tapi juga di Ho Chi Minh City. Kalau di Indonesia, Highlands Coffee ini sudah seperti pom bensin Pertamina saja. Ada di setiap jarak beberapa meter. Kami minum ca phe sua da (es kopi khas Vietnam) di sini. Saya juga sempat membeli 2 bungkus trung nguyen coffee (kopi asli Vietnam) di kafe ini.
Kelar minum kopi di Highlands Coffee, kami berpisah dengan Tante Meity. Saya dan Ninun melanjutkan jalan-jalan di sekitar Hoan Kiem Lake. Kami masuk ke Ngoc Son Temple dan melewati jembatan merah yang kerap menjadi lokasi foto wisatawan di Hanoi. Lokasi di sekitar danai ini juga sering menjadi setting pre-wedding. Padahal, daerahnya bau pesing loh...
Apa saja yang nggak kami lakukan di Hanoi? Kami nggak nonton Water Puppet Show yang terkenal banget di Hanoi. Alasannya, referensinya nggak terlalu bagus, dan saya yakin pertunjukan ini pasti kalah oke daripada pertunjukan wayang Jawa. :)
Kami juga nggak masuk ke Hoa Lo (Hanoi Hilton) Prison, penjara tua yang menjadi tempat tawanan pilot-pilot AS yang tertangkap dalam perang Vietnam. Kami hanya melewati depan penjara itu. Saya nggak suka main ke tempat penyiksaan. Spooky. - -"
Malam harinya, kami makan di Tandoor lagi. Kasihan Ninun kurang gizi karena nggak bisa bebas makan. :)) Sehabis makan, kami mampir ke pasar malam untuk berbelanja sedikit suvenir lagi, lalu makan es lagi di Thuy Ta, sambil memotret lalu-lintas Hanoi yang semrawut dan suasana malam di sekitar Hoan Kiem Lake. Demikian.
No comments:
Post a Comment