Menutup
tahun 2012, saya pergi camping di Bromo bersama beberapa
kawan yang tinggal di Malang, Jawa Timur. Dari Jakarta, saya pergi
sendiri naik kereta api. Sudah lama saya nggak naik kereta, dan
saya pengin tahu bagaimana rasanya naik kereta Gajayana. Perjalanan
Jakarta-Malang cukup panjang, 15 jam. Syukurlah jadwal keretanya
tepat waktu.
Awalnya,
saya dan kawan-kawan berencana untuk tracking ke Semeru dan camping di Ranu Kumbolo di kaki Gunung Semeru. Yang sudah
nonton 5 cm pasti tahu, dong. Tetapi mengingat faktor cuaca,
akhirnya kami putuskan untuk camping di Bromo saja.
Beberapa
kawan yang hobi adventure tahu
letak hidden spot yang menghadap langsung pemandangan 3
gunung besar di Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BTS), yaitu
Gunung Bromo, Batok, dan Semeru. Mereka menjadi guide kami
menuju ke lokasi tersebut.
Kami
berangkat dengan 3 mobil 4x4 dari Malang sekitar pukul 8 malam,
tanggal 30 Desember. Perjalanan menuju Bromo seru sekali karena kami
harus melintasi rute offroad di sekitar BTS—melewati Bukit
Teletubbies, Lautan Pasir, lalu naik ke kawasan pegunungan Bromo yang
terjal.
Sebelumnya,
saya nggak pernah membayangkan bagaimana rasanya offroad di
malam hari, di Bromo pula. Seru! Apa lagi malam itu langit cerah
berhias bulan terang dan bintang-bintang. Indah banget!
Perjalanan
offroad itu juga nggak bisa dibilang lancar. Malah ada
pengalaman yang bikin jantung dagdigdug ketika mobil yang
saya tumpangi berempat dengan kawan tiba-tiba mati saat tanjakan
tajam. Argh!
Ada lagi
mobil kawan yang bannya selip di aliran sungai kecil yang ada di
Lautan Pasir, sehingga mobilnya harus diderek (winch) mobil
yang lain. Jadi, offroad itu memang tidak dianjurkan untuk
dilakukan 1 mobil saja. Kalau-kalau ada masalah dengan mobil kita,
ada mobil lain yang bisa membantu.
Kami
berputar-putar di Lautan Pasir cukup lama. Karena jalan gelap, kami
kesulitan mencari jalan masuk ke area camping, yang ternyata
lokasinya berada di antara Pananjakan 1 dan 2, daerah view
point untuk melihat pemandangan sunrise di Bromo.
Kami
tiba di hidden spot yang sudah diworo-woro dengan bangganya
oleh kawan saya sekitar pukul 3 pagi, tanggal 31 Desember. Dan,
ta...daaaa...!!! Hahahaha
banyak banget orang berkumpul di sana menunggu sunrise.
Katanya
hidden, kok.... Kita camping di sini? Jadi baru bisa pasang tenda
agak siang, setelah orang-orang ini bubar, dong? Dan besok, pukul 3
pagi, kita sudah harus membongkar tenda karena pasti akan ada banyak
orang menyerbu tempat itu untuk melihat sunrise! Belum lagi ada
pedagang makanan dan minuman “pemilik tempat ini” yang bakal
berjualan.
Hahahaha,
saya jadi geli sendiri....
Long
story short, akhirnya kami mencari spot lain untuk
camping. Tetapi saya cukup puas memandang Bromo, Batok, dan
Semeru dari area yang konon dulu tersembunyi itu.
Tuhan
memang luar biasa. Ciptaan-Nya nggak ada duanya. Ini bukan kali
pertama kali saya mengunjungi Bromo, dan saya yakin sampai kapanpun
saya nggak akan pernah bosan melihat keindahannya.
Ngomong-ngomong
soal camping, sudah lama sekali saya nggak pergi camping.
Seingat saya, terakhir kali saya camping itu tahun 2007, di
Cipelang, Sukabumi, Jawa Barat. Rute tracking di
sana lumayan juga, tuh.
Sewaktu
camping di Bromo, saya agak syok sebenarnya. Bukan
karena cuaca dinginnya yang luar biasa, karena cuaca di pegunungan
manapun pasti dingin. Bukan juga karena kejutan-kejutan sewaktu
offroad. Yang bikin syok itu adalah... di daerah BTS itu sama
sekali nggak ada toilet umum. Jadi, kalau kepengin—maaf, ya—buang
air, ya harus dibuang di semak-semak. Nah, loh!
Iya ,
saya memang belum pernah merasakan camping yang se-cihuy
itu. Hahaha. Di tempat-tempat camping yang pernah saya
sambangi, selalu ada toilet umum. Sederhana nggak apa-apa, yang
penting kan tertutup ya. :))
Hal yang
tak kalah cihuy adalah, saya berhasil melalui ujian itu dong!
Senang rasanya menikmati alam dan melipir sejenak dari hiruk-pikuk
kota besar, berpisah dari gadget-gadget yang selama ini nggak
pernah jauh dari genggaman.
Malam harinya, saya nggak tidur di dalam
tenda. Saya memilih untuk tidur dalam sleeping bag saja, di
luar tenda. Tanpa alas kasur yang empuk, saya mendapatkan tidur yang
sangat mewah di Bromo malam itu. Dan, saya nggak kapok untuk merasakan
pengalaman itu lagi. :-)
1 comment:
halo salam kenal!!
Post a Comment